Muhamad Asep Saputra
54410563
1 IA 09
1. Pengertian manusia dan harapan
Setiap manusia
mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam
hidup. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda
menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan , atau secara campuran.
Harapan berasal
dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi
atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan
sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan
harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri
sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN.
Jika manusia
mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka
sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut
bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan
akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini,
namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
Menurut kodratnya dalam diri
manusia terdapat 2 dorongan,yaitu dorongan kodrat serta dorongan kebutuhan
hidup.terkait dengan kebutuhan manusia tersebut , abraham maslow
mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi 5 macam atau disebut juga 5 harapan
manusia, yaitu;
1.harapan untuk memperoleh
kelangsungan hidup
2.harapan untuk memperoleh
keamanan
3.hak untuk mencintai dan
dicintai
4.harapan diterima lingkungan5.harapan memperoleh perwujudan cita-cita
2. Sebutkan persamaan harapan & cita-cita
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu. Jadi kalau kita bermimpi untuk menjadi netpreneur yang sukses, ya… harus di sertai tindakan jangan cuma berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut kita inginkan terealiasasi.
Bila
dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu
muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan
dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena
belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan
hal yang lebih baik atau meningkat.
3. Penyebab manusia mempunyai harpan
Menurut kodratnya manusia merupakan makhluk sosial. Setiap lahir kedunia langsung disambut oleh suatu pergaulan hidup,yakni ditengah suatu keluarga atau masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain,yaitu:
1. Dorongan Kodrat
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Bila kita tinjau
dari wujudnya dapat dikatakan tidak terhingga, namun bila dilihat dari tujuannya hanya ada satu, ialah hidup bahagia.
Bahagia dunia dan akhirat. Dalam
hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan itu sebagai berikut:
1.Harapan seperti apa yang baik
2.Bagaimana cara mencapai harapan itu
3.Bagaimana bila harapan itu tidak tercapai
4.
Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan
adalah dasar pribadi subyektif untuk perilaku individu, sedangkan kebenaran
adalah sebuah negara tujuan independen dari individu, misalnya, fakta. Kepercayaan
juga merupakan pikiran.
Kepercayaan
adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya. Masalah yang sering muncul dari
konsep kepercayaan adalah, apakah ada kepercayaan yang benar dan salah? Apakah
kepercayaan hanya ada dalam bentuk konsep dalam pikiran manusia? Beberapa orang
berpendapat bahwa kepercayaan tidak bisa didiskusikan dalam terminologi benar
atau salah.
Kepercayaan pada
orang-orang yang bijaksana sering didasarkan atas rasionalitas. Rasionalitas
adalah suatu hasil dari proses berpikir, dimana orang memiliki kapasitas untuk
memberikan alasan, untuk menjalani, memberikan kebenaran tertentu, atau dengan
kata lain rasionalitas adalah sesuatu yang masuk akal. David Hume, filosofis
asal Skotlandia, menyatakan orang bijaksana menitikberatkan pada bukti daripada
hanya sebuah kepercayaan semata.
5. Tiga teori kebenaran
Terdapat tiga teori
kebenaran, yaitu :
Teori Kebenaran Korespondensi
Teori kebenaran korespondensi
adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika
berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek
yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar
jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta.
Teori Kebenaran
Koherensi
Teori kebenaran koherensi
disebut pula konsistensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria
koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan
jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis.
Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain.
Teori Kebenaran Pragmatis
Termasuk juga sebagai
teori tradisional, paham pragnatis sesungguhnya merupakan pandangan filafat
kontenporer yang berkembang pada akhir abad XIX dan awal abad XX oleh tiga
filusuf Amaerika, yaitu C.S. Pierce, Wiliam James dan John Dewey.
6. Empat kepercayaan
Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan
sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena itu keepercayaan dibedakan atas:
1. kepercayaan pada diri sendiri, yaitu
kepercayaan yang harus ditanamkan pada setiap pribadi manusia. hakikatnya
kepercayaan kepada tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepercayaan pada orang lain, yaitu
percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang
lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
3. Kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan kepada tuhan, yaitu
meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada
tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan
merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak.
7. Usaha2 manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada tuhannya
7. Usaha2 manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada tuhannya
a) Meningkatkan ketaqwaan kita dengan
jalan meningkatkan ibadah.
b) Meningkatkan pengabdian kita kepada
masyarakat.
c) Meningkatkan kecintaan kita kepada
sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
d) mengurangi nafsu mengumpulkan harta
yang berlebihan.
e) menekan perasaan negatif seperti
iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar