Selasa, 24 Mei 2011

Manusia dan Harapan


Muhamad Asep Saputra
54410563
1 IA 09

1.    Pengertian manusia dan harapan

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan , atau secara campuran.

Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN.

Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan,yaitu dorongan kodrat serta dorongan kebutuhan hidup.terkait dengan kebutuhan manusia tersebut , abraham maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi 5 macam atau disebut juga 5 harapan manusia, yaitu;
1.harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2.harapan untuk memperoleh keamanan
3.hak untuk mencintai dan dicintai
4.harapan diterima lingkungan
5.harapan memperoleh perwujudan cita-cita

2. Sebutkan persamaan harapan & cita-cita

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.


Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu. Jadi kalau kita bermimpi untuk menjadi netpreneur yang sukses, ya… harus di sertai tindakan jangan cuma berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut kita inginkan terealiasasi.

Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

3.    Penyebab manusia mempunyai harpan

Menurut kodratnya manusia merupakan makhluk sosial. Setiap lahir kedunia langsung disambut oleh suatu pergaulan hidup,yakni ditengah suatu keluarga atau masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain,yaitu:
1. Dorongan Kodrat
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Bila kita tinjau dari wujudnya dapat dikatakan tidak terhingga, namun bila dilihat dari tujuannya hanya ada satu, ialah hidup bahagia. Bahagia dunia dan akhirat. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan itu sebagai berikut:

1.Harapan seperti apa yang baik
2.Bagaimana cara mencapai harapan itu
3.Bagaimana bila harapan itu tidak tercapai

4.    Pengertian Kepercayaan

Kepercayaan adalah dasar pribadi subyektif untuk perilaku individu, sedangkan kebenaran adalah sebuah negara tujuan independen dari individu, misalnya, fakta. Kepercayaan juga merupakan pikiran.

Kepercayaan adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya. Masalah yang sering muncul dari konsep kepercayaan adalah, apakah ada kepercayaan yang benar dan salah? Apakah kepercayaan hanya ada dalam bentuk konsep dalam pikiran manusia? Beberapa orang berpendapat bahwa kepercayaan tidak bisa didiskusikan dalam terminologi benar atau salah.

Kepercayaan pada orang-orang yang bijaksana sering didasarkan atas rasionalitas. Rasionalitas adalah suatu hasil dari proses berpikir, dimana orang memiliki kapasitas untuk memberikan alasan, untuk menjalani, memberikan kebenaran tertentu, atau dengan kata lain rasionalitas adalah sesuatu yang masuk akal. David Hume, filosofis asal Skotlandia, menyatakan orang bijaksana menitikberatkan pada bukti daripada hanya sebuah kepercayaan semata.

5. Tiga teori kebenaran

Terdapat tiga teori kebenaran, yaitu :
Teori Kebenaran Korespondensi
Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta.
Teori Kebenaran Koherensi
Teori kebenaran koherensi disebut pula konsistensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain.
Teori Kebenaran Pragmatis
Termasuk juga sebagai teori tradisional, paham pragnatis sesungguhnya merupakan pandangan filafat kontenporer yang berkembang pada akhir abad XIX dan awal abad XX oleh tiga filusuf Amaerika, yaitu C.S. Pierce, Wiliam James dan John Dewey.

6. Empat kepercayaan

Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena itu keepercayaan dibedakan atas:

1. kepercayaan pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang harus ditanamkan pada setiap pribadi manusia. hakikatnya kepercayaan kepada tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
3. Kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan kepada tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak.

7.
Usaha2 manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada tuhannya

a) Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
b) Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
c) Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
d) mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
e) menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.

Referensi







Tidak ada komentar:

Posting Komentar