Selasa, 22 Februari 2011

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


NAMA : Muhamad Asep Saputra
KELAS: 1IA09
NPM    : 54410563

Hakikat Manusia 

Manusia pada hakikatnya diciptakan Allah S.W.T. dengan segala kesempurnaannya. Manusia memiliki sesuatu yang lebih dan berbeda dengan makhluk Allah lainnya. Manusia diciptakan sebagai hamba Allah (’abdullah) khalifah di muka bumi ini. Sebagai hamba Allah, manusia berkewajiban untuk beribadah kepada-Nya. Dimana sebagai khalifah di bumi, manusia berkewajiban untuk memakmurakan bumi, melakukan melakukan perbaikan (ishlah) diatasnya, dan tidak malah membuat kerusakan diatasnya. Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (bahasa latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup.










wujud manusia sebagai makhluk sosial

Manusia memiliki ruh dan jasad. Jadi, manusia memiliki ’unsur langit’ (yaitu ruh) sekaligus ’unsur bumi’ (yaitu jasad). Ruh cenderung menarik manusia kepada Penciptanya, sedangkan jasad cenderung menarik manusia kepada kecenderungan hewani. Kedua kecenderungan itu harus diseimbangkan. 


Kebudayaan 
Kebudayaan tumbuh akibat adanya perbedaan antara unsur kehidupan atau cara hidup manusia yang satu dengan manusia lainnya yang membentuk suatu kebudayaan yang baru dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalambahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.











                                                          Gamelan Band



Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Ada beberapa definisi kebudayaan menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut : 

   Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

        Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. 

        Clifford Geertz mengatakan bahwa kebudayaan merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik, yang dengan cara ini manusia dapat berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan. 

        E. B Taylor, dalam bukunya “Primitive Cultures”, mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 

                  Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
·       
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. 


Kepribadian Bangsa Timur 

Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi.
Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan.

Bangsa timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi. Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan.
Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
Terbuka dengan negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain yang tergabung dalam ASEAN. 


Bagan Psiko-Sosiogram
Berikut ini merupakan contoh dari bagan Psiko-Sosiogram manusia:

Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub sadar. Karena sistem kerjanya secara tidak sadar atau bekerja dengan sendirinya.

Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak dinyatakan. Karena sistem ini hanya manusia itu sendiri yang mengetahuinya, hanya dia seorang dan tidak ada orang lain yang mengetahuinya.

Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.

Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib. Bisa dibilang disinilah tempat manusia untuk meminta bantuan, karena manusia tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini.

Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli dan lainnya.

Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal baik positif ataupun negatif.

Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai. 


Unsur Kebudayaan Universal 

7 unsur kebudayaan universal yang disebut cultural universals, yaitu sebagai berikut :
1.      Sistem kepercayaan(sistem religi)
2.      Sistem pengetahuan
3.      Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
4.      Mata pencaharian dan sistem-sistem ekonomi
5.      Sistem kemasyarakatan
6.     Bahasa
7.      Kesenian 

Urutan unsur-unsur kebudayaan di atas menurut Koentjaraningrat didasarkan pada mudah atau susahnya suatu unsur kebudayaan mengalami perubahan. Artinya, unsur kebudayaan yang ada pada nomor urut pertama dianggap sebagai unsur kebudayaan universal yang paling sulit berubah, dan sebaliknya.










Pesta Iraw Tengkayu



Wujud Kebudayaan

J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan. wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
  • Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.


Berdasarkan beberapa pengertian dan teori yang dikemukakan diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa manusia dan kebudayaan adalah hal yang sulit untuk untuk dipisahkan. Manusia memiliki unsur budaya atau kebudayaan, oleh karena itu manusia dan budaya atau kebudayaan adalah hal yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Pada jaman dahulu kebudayaan berawal dari adat istiadat suatu daerah tentang apa yang dipercayainya (mitos), diantaranya kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap sakral, dan masih ada sampai sekarang bahwa kebudayaan masih mengandung sistem kepercayaan religi, tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan itu akan terus ada karena masyarakat akan terus melestarikannya.
Kebudayaan disetiap daerah pasti berbeda dengan daerah lainnya, seperti contoh kebudayaan bangsa timur dengan kebudayaan bangsa barat, kebudayaan jawa dan sunda, dan lainnya. Seiring dengan perkembangan jaman, banyak kebudayaan yang hampir hilang atau bahkan sudah tidak ada lagi mungkin akibat pengaruh globalisasi. Selain itu, dengan adanya pengaruh globalisasi kebudayaan pada saat ini tidak hanya didasari dengan unsur kepercayaan (mitos), namun sudah didasari atas unsur pengetahuan, bahasa, bahkan kesenian. Sebagai contoh kebudayaan Garut, mungkin kita hanya melihat seperti pertandingan adu domba, namun itu merupakan suatu kebudayaan daerah garut yang harus dilestarikan. Oleh karena itu, manusia dan kebudayaan tumbuh secara bersama, kebudayaan tumbuh akibat adanya suatu kebiasaan masyarakat. Kebudayaan juga dapat dipengaruhi oleh unsur eksternal, tidak hanya dari daerah atau masyarakat itu sendiri.
 




 
Referensi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar